You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Biaung
Desa Biaung

Kec. Penebel, Kab. TABANAN, Provinsi Bali

Ini contoh teks berjalan. Isi dengan tulisan yang menampilkan suatu ciri atau kegiatan penting di desa anda.

Sejarah Desa

Administrator 18 Januari 2023 Dibaca 360 Kali

Jauh sebelum keturunan Arya Kenceng memerintah Desa Biaung, diceritakan ada sebuah Banjar yang bernama Banjar Semarang yang terletak disebelah timur laut Banjar Cacab-Jangkahan konon penduduk diserang oleh segerombolan semut dahsyat, sehingga penduduk pindah ke sebelah barat, sekarang disanalah penduduk bermukim dan berkebun. Dikebun itu terdapat sebuah pohon Poh (mangga) besar yang buahnya terasa sangat manis sehingga tempat tersebut diberi nama Banjar Pohmanis (sekarang disebut Br. Dinas Pemanis), sebagian penduduk pindah ke barat daya, dalam perjalanan mereka mendengar dengus suara air terjun yang deras, mereka membongkar batu tersebut lalu dijumpai ada kucuran air besar (temuku) yang sekarang dibangun sebuah Pura Temuku Aya, karena airnya mengalir deras, maka penduduk membuat penyanggaan, lama kelamaan tersebutlah Banjar Jangkahan. Di sebelah selatan Br. Jangkahan penduduk berkebun yang pada waktu itu penuh dengan semak-semak yang tempatnya tidak beraturan (Nyelacap) sehingga diberi nama Br. Cacab, lama kelamaan disatukan Br. Tersebut menjadi Br. Dinas Cacab-Jangkahan.

Di sebelah barat Banajar tersebut diatas, ada sebuah Banjar yang bernama Banjar Tinungan yang konon penduduknya dating dari daerah Marga, yang pimpinannya dari Keluarga Mekel Tinungan keturunan Pasek. Sampai saat ini ada Pura yang bernama Dalem Tinungan, di sebelah barat daya ada bekas kuburan yang sekarang telah menjadi tegalan. Di sebelah barat laut Banjar Tinungan ada sebuah pondok (umah) tempat itu kini menjadi Br. Pumahan. Di uraikan penduduk yang menetap di Br. Pohmanis masih dalam keadaan takut dan ngeri akan musuhnya, yaitu semut yang sangat mengganggu ketentraman mereka, kemudian mereka mohon dan sujud kehadapan Ida Sanghyang Parama Kawi seraya berkaul, apabila semut yang dahsyat itu dapat mereka musnahkan, maka mereka siap membangun Pura Kahyangan Tiga. Kemudian mereka bertekad dan permohonan mereka terkabul dan semut dahsyat itu sirna, mereka sepakat membayar kaul yaitu membangun Kahyangan Tiga Puseh, Dalem, Bale Agung.

Setelah membangun Kahyangan Tiga tersebut untuk upacara pemelaspasan dimohon pemuput dari keturunan Arya Telabah dari Banjar Taman Punggul, Kecamatan Abian Semal Badung, Arya Telabah kemudian tinggal di Br. Pohmanis namun kerena kurang betah akhirnya beliau kesah (pindah) ke Barat Daya dan kini disebut Br. Pohgending, lama kelamaan beliau ingin membangun Pura Bale Agung atau Kahyangan Tiga, timbulah niat untuk mencuri Bale Agung yang ada di Br. Pohmanis. Konon suatu malam yang gelap gulita dengan kekuatan bathin Arya Telabah dengan beberapa pengikutnya mencuri bale Agung Pohmanis dan dilarikan ke selatan sampai di sebelah selatan Banjar Tinungan tiba-tiba berbunyi ayam berkokok dan Arya Telabah mengira hari telah menjelang pagi, Bale Agung dan tiang-tiangnya di sembunyikan di sebuah kebun ubi talas yang bahasa balinya disebut ubiaung, pencuri kabur dan sendi Bale Agung tersebut sampai sekarang masih ada di Br. Pohmanis sebagai bukti nyata, tempat persembunyian Bale Agung berada di Br. Biaung sampai sekarang di sungsung oleh Br. Adat Biaung yang persis saat ini terletak di pertigaan Desa Biaung.

Di mana dulunya merupakan perkebunan Br. Tinungan, konon diceritakan yang ada di Jero Biaung (kini Br. Biaung Kaja) Tahun Caka 1478 Masehi, datanglah pengembara I Gusti Arya Pengalasan Jambangan dari Bedahulu menuju Bangli lalu ke Gianyar, kemudian ke Panji Buleleng, dilanjutkan ke Bukit Puhun dan pergi ke Munduk Paku, kemudian beliau menghadap kepada Arya Kenceng (Raja Tabanan sekarang) memohon ijin untuk merabas hutan di sekitar Munduk Paku yang dijadikan pondok pada tahun Caka 1570 atau 1648 Masehi, lama kelamaan dari Munduk Paku beliau pindah ke selatan yakni Br. Peumahanterus ke Biaung. Di Biaung pada saat itu dipimpin oleh Mekel Tinungan karena merasa kurang cakap memimpin Biaung, Mekel Tinungan menyerahkan kepemimpinannya kepada Keluarga Ara Pengalasan, sejak itulah Br. Tinungan dikenal menjadi Br. Biaung yang diperintah oleh Arya Pengalasan Bedahulu sampai Tahun Caka 1900 Masehi. Sejarah/Lontar ini dari Leluhur Arya Pengalasan Tahun Caka 1400 atau 1478 Masehi, yang sampai saat ini masih tersimpan di Jero Biaung Kaja. Bukti nyata yang sampai saat ini dapat diyakini adalah sbb :

  1. Pura Batur Sari yang terletak di Br. Peumahan yang menyimpan Arca-arca Jaman Purbakala.
  2. Pura Dalem Tinungan di Br. Biaung Kaja yang masih disungsung oleh Keluarga Mekel Tinungan.
  3. Bekas kuburan disamping Pura Dalem Tinungan dimana pernah ditemukan tengkorak manusia.
  4. Sendi dari Pura Bale Agung Biaung yang masih tertinggal di Br. Pohmanis

Dari data yang dihimpun Pemerintahan Desa Biaung pernah di pimpin oleh ;

  1. Mekel Tinungan dari Keturunan Pasek.
  2. I Gst Ngurah Rati dari Keturunan Arya Pengalasan
  3. I Gst Ngurah Jelantik dari Keturunan Arya Pengalasan
  4. I Gst Ngurah Panji dari Keturunan Arya Pengalasan
  5. I Gst Ngurah Nym Janteng dari Keturunan Arya Pengalasan sampai Tahun 1920
  6. I Gst Ngurah Anom dari Keturunan Arya Kenceng dari Tahun 1920 – 1950
  7. I Gst Ngurah Mayun dari Keturunan Arya Kenceng dari Tahun 1950 – 1952
  8. I Gst Made Putra dari Keturunan Arya Pengalasan dari Tahun 1952 – 1974
  9. I Ketut Nadera dari Keturunan Tangkas kuri Agung dari Tahun 1974 – 1985
  10. I Made Siteri dari Keturunan Pasek Sekalan dari Tahun 1985 – 2002
  11. MV I Made Kerta dari Keturunan Dalem Tinungan dari Tahun 2002 – 2003
  12. I Gde Nym Oka Arsana, S.Pet dari Keturunan Pasek Gelgel dari Tahun 2004 – 2010
  13. I Gde Nym Oka Arsana, S.Pet dari Keturunan Pasek Gelgel dari Tahun 2010 – 2016.

APBDes 2023 Pelaksanaan

APBDes 2023 Pendapatan

APBDes 2023 Pembelanjaan